Monday, 11 July 2011

Teknologi Informasi Sebagai Solusi Permasalahan Distribusi dan Pemasaran Barang Hasil KUMKM Di Indonesia.


Belajar dari sejarah, negara kita mempunyai kemampuan bertahan yang sangat besar di saat krisis. Di saat krisis moneter melanda dunia di tahun 2008 kemarin, banyak negara yang mengalami depresi ekonomi tetapi dampaknya tidak terlalu terasa di Indonesia. Apa yang membedakan Indonesia dengan negara lain di dunia? Jawabannya adalah ekonomi Indonesia tidak terbangun atas jejaring perusahaan global melainkan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUMKM ). Di tahun 2009, berdasarkan data Kementrian KUMKM , UMKM merupakan 99,99% pelaku ekonomi nasional yang menyerap 97,30% tenaga kerja di Indonesia, dan menyumbang PDB atas dasar harga berlaku sebesar 56,53%. Pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia, sektor KUMKM  dan infomal mampu bertahan menghadapi krismon tersebut dan bahkan ikut menyumbangkan dalam pertumbuhan ekonomi sehingga pengembangan KUMKM di Indonesia sangatlah penting untuk ketahanan dan kemandirian ekonomi nasional.
KUMKM  memiliki beberapa keunggulan dibandingkan usaha besar yaitu: Inovasi yang telah mudah terjadi dalam pengembangan produk, kemampuan menyerap tenaga kerja cukup banyak, fleksibilitas dan adaptasi terhadap perubahan pasar yang cepat  lebih baik dibandingkan usaha besar. (Partomo, T.S. 2004) Dilihat dari keunggulannya, kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa membangun KUMKM  adalah cara yang terbaik untuk membangun perekonomian nasional karena pembangunan KUMKM  mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan mengembangkan perekonomian nasional yang lebih tangguh dan berdaya saing. Namun pengembangan KUMKM  bukan tanpa kendala.


Kendala utama dari pengembangan KUMKM  adalah kendala distribusi dalam produksi dan penjualan barang. Kendala ini disebabkan oleh kurangnya pengembangan jaringan distrbusi dan pemasaran yang bisa digunakan untuk produksi dan penjualan barang. Oleh karena itu, untuk membangun KUMKM  diperlukan perbaikan jaringan distribusi barang dari industri bahan mentah, industri barang setengah jadi, industri barang jadi dan konsumen. Sebagai langkah pertama, dibutuhkan pemetaan KUMKM setiap tahunnya untuk mengetahui penyebaran, letak, keaktifan KUMKM  di Indonesia sehingga memudahkan koordinasi maupun pencarian barang maupun jasa dari KUMKM  tersebut. Pemetaan KUMKM harus dilakukan secara periodik dan terus menerus karena tiap tahunnya jumlah KUMKM terus mengalami perubahan. Setelah pemetaan dilakukan maka langkah selanjutnya adalah menghubungkan satu KUMKM  dengan lainnya dan memperbaiki distribusi barang dari industri hilir untuk mengurangi biaya produksi dan memaksimalkan pertambahan nilai barang. Selain itu, Perbaikan distribusi barang dari produsen ke konsumen juga harus ditingkatkan untuk mempermudah penjualan barang untuk mendapatkan keuntungan yang besar.
Timbul pertanyaan baru: Bagaimana jaringan distribusi barang dapat diperbaiki? Jawabannya terletak pada fenomena lain yang ada di Indonesia saat ini yaitu perkembangan teknologi informasi. Pada tahun 2010, terdapat 45 juta[1] pengguna internet dan 6 juta[2] pelanggan internet di Indonesia. Masyarakat Indonesia telah bergeser dari masyarakat manual menjadi masyarakat digital. Berbagai pola perilaku dan kegiatan bergeser dari manual ke digital termasuk pola perdagangan dan niaga. Saat ini, orang lebih senang untuk melakukan jual beli barang dan jasa dengan pemesanan secara online karena alasan kemudahan dan kecepatan transaksi. Akan tetapi, Teknologi Informasi belum digunakan secara luas oleh KUMKM karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan teknologi ini. Oleh karena itu, dibutuhkan penyuluhan dan pengajaran teknologi informasi serta wadah yang mampu menampung KUMKM untuk membantu pendistribusian barang.
Salah satu perwadahan digital yang biasa digunakan dalam pendistribusian barang online di luar negeri adalah Pasar Digital seperti eBay atau Amazon. Media ini sangat efektif dalam pemasaran barang karena kemampuannya untuk membawa seluruh barang dagangan produsen ke rumah-rumah konsumen. Konsumen tidak perlu lagi untuk mencari barang yang diinginkan ke tiap produsen. Cukup dengan mencari kata kunci dari barang yang diinginkan dan barang yang dicari akan didapatkan dengan mudah dan cepat. Konsumen juga bisa membandingkan harga dan barang yang ditawarkan oleh berbagai produsen dengan mudah. Oleh karena itu, teknologi ini sangat cocok untuk dimanfaatkan sebagai solusi atas masalah distribusi barang di KUMKM karena kemampuannya untuk menjangkau konsumen dan menghubungkan produsen.
Teknologi informasi bisa menjadi solusi yang ampuh namun penggunaan teknologi ini tidak tanpa kendala. Kendala yang utama terbagi menjadi dua: individu dan infrastruktur. Ketidakmampuan pada individu yang terbagi menjadi dua hal yaitu di ranah pengetahuan (knowledge) dan kemahiran (know-how) di bidang digital. Tanpa penguasaan pengetahuan dan keterampilan internet, UKM dan koperasi akan sulit memanfaatkan pasar digital di atas. Oleh sebab itu harus tercipta koordinasi dan kerjasama dari berbagai pihak untuk mengatasi kekurangan ini. Kalangan akademis dapat berperan dengan melibatkan mahasiswa untuk mengajarkan dan melatih KUMKM dalam penggunaan teknologi informasi. Untuk masalah infrastruktur, Pemerintah terutama Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Menko Kesejahteraan rakyat dapat bersinergi dalam pembangunan infrastruktur penunjang. Sektor perbankan juga dapat berperan serta untuk menyediakan kredit lunak pengadaan komputer dan akses internet. Kalangan pebisnis di bidang perangkat keras komputer dan penyedia layanan akses internet dapat berkolaborasi mengemas paket komputer dan akses internet gratis.
 Penjabaran di atas adalah sebuah solusi yang bisa menyelesaikan permasalahan distribusi barang dan pemasaran hasil KUMKM di Indonesia. Dengan implimentasi pasar digital ini, kami yakin kemampuan KUMKM untuk memasarkan hasil produksi akan meningkat, begitu juga dengan keuntungannya. Peningkatan kesejahteraan UKM dan koperasi maka pada giliran selanjutnya akan membuka peluang kerja dan menurunkan angka pengangguran tenaga kerja. Dengan semakin banyak UKM dan koperasi yang saling terhubung antar daerah se-Nusantara maka berbagai peluang bisnis antar daerah semakin terbuka. Dibandingkan dengan pembuatan sentra KUMKM secara fisik, pasar digital menawarkan fasilitas sentra KUMKM berbiaya rendah, dengan publikasi yang lebih luas, sehingga dapat menawarkan kemudahan-kemudahan bagi KUMKM yang sedikit modal namun mempunyai kemampuan inovasi dan kreativitas yang sangat kuat.

Dengan Ketulusan Hati,
Atas Nama Tuhan,
Untuk Bangsa Indonesia.

Bandung, 3 April 2011
ISH Tiang Bendera ITB



[2] Statistik Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia Bulan Desember tahun 2007

No comments:

Post a Comment