Tuesday 26 July 2011

To What Extent Did The Successes And Failures Of Black African Nationalism In The 20th Century Depend More On Internal African Issues Than On Global Politics.


By: Mirza Adrian N.P

The dynamic between internal and external issues created circumstances where Black African Nationalism could succeed. Internally, Black Africans had created a volatile condition that could only be solved through decolonization and majority rule. This rebellion attracted the attention of the world who, by 1945, had agreed that freedom and democracy had to be established to keep the peace of the world. Externally, the global economy along with the ongoing Cold War made the success of Black African Nationalism possible. These in turn pressurised the White Settlers to give Black Africans majority rule. However, in some cases neo-colonialism and Cold War sectarianism hindered the development of Black Nationalism. The complexity of interaction between internal and external forces shaped Black Nationalism and dictated its successes or failures.

Wednesday 20 July 2011

Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Di Indonesia: Sebuah Tinjauan Singkat

Oleh: Mirza Adrian
Pendahuluan
Tidak dapat diragukan lagi, andil UMKM dalam perekenomian nasional sangatlah besar. Di tahun 2009, berdasarkan data Kementrian KUKM, UMKM merupakan 99,99% pelaku ekonomi nasional yang menyerap 97,30% tenaga kerja di Indonesia, dan menyumbang PDB atas dasar harga berlaku sebesar 56,53%[1]. Selain itu, UMKM juga mempunyai ketahanan terhadap resesi ekonomi global karena UMKM tidak terekspos dengan perekonomian global; memproduksi barang kebutuhan sehari-hari daripada barang mewah; bersifat lokal dalam produksi dan pemasaran; dan UMKM, pada umumnya, lebih adaptif dan tidak dibebani oleh biaya administrasi yang mahal (Hill 2001, Manikmas 2003). UMKM juga memiliki beberapa keunggulan dibandingkan usaha besar yaitu inovasi yang mudah terjadi dalam pengembangan produk, kemampuan menyerap tenaga kerja cukup banyak, fleksibilitas dan adaptasi terhadap perubahan pasar yang cepat  lebih baik dibandingkan usaha besar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pengembangan UMKM meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia di era globalisasi sekarang ini.
Namun, pengembangan UMKM di Indonesia belum terjadi secara maksimal karena berbagai kendala. Dari berbagai studi[2], dapat disimpulkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi perkembangan UMKM adalah permodalan, pemasaran, kebijakan pemerintah, dan sistem produksi yang dijalankan. Empat faktor tersebut saling berkaitan dalam pengaruhnya ke perkembangan UMKM di Indonesia. Permodalan berhubungan erat dengan institusi perbankan di Indonesia yang memberikan pinjaman kepada pelaku UMKM. Pemasaran berhubungan dengan permintaan produk UMKM dan persaingannya dengan produk-produk luar negeri dan usaha besar. Pasar bebas dengan berbagai negara yang baru disepakati pemerintah Indonesia mempunyai dampak yang besar terhadap produk UMKM. Sistem produksi berkaitan dengan teknologi, tenaga kerja, dan rantai suplai bahan baku dan produk UMKM. Kebijakan pemerintah berkaitan erat dengan produk hukum yang mengatur sistem ekonomi di Indonesia. Masing-masing faktor di atas memberikan kesempatan dan ancaman tersendiri terhadap perkembangan UMKM di Indonesia. Tulisan ini akan membahas, dari faktor-faktor di atas, faktor apa yang paling berpengaruh terhadap perkembangan UMKM dan langkah apa yang bisa dilakukan untuk mengembangkan UMKM di Indonesia.

Monday 11 July 2011

Teknologi Informasi Sebagai Solusi Permasalahan Distribusi dan Pemasaran Barang Hasil KUMKM Di Indonesia.


Belajar dari sejarah, negara kita mempunyai kemampuan bertahan yang sangat besar di saat krisis. Di saat krisis moneter melanda dunia di tahun 2008 kemarin, banyak negara yang mengalami depresi ekonomi tetapi dampaknya tidak terlalu terasa di Indonesia. Apa yang membedakan Indonesia dengan negara lain di dunia? Jawabannya adalah ekonomi Indonesia tidak terbangun atas jejaring perusahaan global melainkan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUMKM ). Di tahun 2009, berdasarkan data Kementrian KUMKM , UMKM merupakan 99,99% pelaku ekonomi nasional yang menyerap 97,30% tenaga kerja di Indonesia, dan menyumbang PDB atas dasar harga berlaku sebesar 56,53%. Pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia, sektor KUMKM  dan infomal mampu bertahan menghadapi krismon tersebut dan bahkan ikut menyumbangkan dalam pertumbuhan ekonomi sehingga pengembangan KUMKM di Indonesia sangatlah penting untuk ketahanan dan kemandirian ekonomi nasional.
KUMKM  memiliki beberapa keunggulan dibandingkan usaha besar yaitu: Inovasi yang telah mudah terjadi dalam pengembangan produk, kemampuan menyerap tenaga kerja cukup banyak, fleksibilitas dan adaptasi terhadap perubahan pasar yang cepat  lebih baik dibandingkan usaha besar. (Partomo, T.S. 2004) Dilihat dari keunggulannya, kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa membangun KUMKM  adalah cara yang terbaik untuk membangun perekonomian nasional karena pembangunan KUMKM  mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan mengembangkan perekonomian nasional yang lebih tangguh dan berdaya saing. Namun pengembangan KUMKM  bukan tanpa kendala.